"Saya ingin mendorong
parlemen anggota APA mendefinisikan ulang apa itu kemiskinan, apa itu kurang
uang atau karena rumahnya tidak bagus atau apapun itu."
SIARNUSA.com – Anggota
delegasi Indonesia dalam Sidang Standing Committee on Economic Affairs Asian
Parliamentay Assembly (APA), M. Oheo Sinapoy menyatakan, perlu adanya
peninjauan ulang prihal ukuran kemiskinan secara definitif di setiap negara.
Karena
Sinapoy memandang bahwa kemiskinan di tiap-tiap Negara memiliki ukuran yang
berbeda, tergantung dari konteks budayanya masing-masing.
"Saya
ingin mendorong parlemen anggota APA mendefinisikan ulang apa itu kemiskinan,
apa itu kurang uang atau karena rumahnya tidak bagus atau apapun itu,"
katanya di Sasono Mulyo Hotel LeMeridien, Jakarta, Rabu (4/6).
Sinapoy
berpendapat, warga miskin itu belum tentu karena ia tidak memiliki uang atau
harta kekayaan, tetapi seseorang dapat dikatakan miskin dapat disebabkan oleh
minimnya akses terhadap pendidikan atau bisa jadi jauh akses kesehatan.
Sinapoy
mencontohkan konteks masyarakat di Papua yang tinggal di Honai. Bagi mereka,
keadaan rumah tanpa keramik dan bangunan beton itu belum tentu masuk dalam kategori
miskin. “Saya mencermati budaya kita punya ukuran kemiskinan sendiri-sendiri,”
ujarnya.
Di
pihak lain, Evita Nursanty mendukung usulan tentang peninjauan ukuran kemiskinan
secara definitif tersebut. "Saya rasa usulan itu baik selama ini kita
terpaku dengan standar kemiskinan yang ditetapkan dengan parameter barat bukan
Asia," paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar