Atas Nama Kebebasan

Terdorong angin. . .
Saling berkejaran. . .
Gemuruh membentur. . .
            Pecah. . . Menyebar ke segala arah. . .
Suaranya mendesir. . .
Berirama. . . beda tak senada. . .
Lepas tak ada yang menghalang. . .
                        Bebas tak ada yang menindas. . .
Semua terjadi begitu saja. . .
            Tanpa paksaan. . .
                        Tanpa desakan. . .
Kebebasan alam lemparkan harapan. . .
Hanya dimilikinya. . . dulu, sekarang dan mungkin esok hari yang akan datang. . .
                                                Tatapan mata terasa sejuk dan damai, kala kebebasan alam menari-nari tanpa sedikitpun ragu dan malu bahwa ia sedang diamati. . .
            Aku menyangka, alam hanya berusaha untuk jujur bahwa ia itu polos sama seperti seorang bayi yang baru saja terlahir ke dunia. . .
Ia benar-benar polos. . .
Tanpa noda. . . Bersih. . . Tiada dosa. . .
Kepolosannya itu yang menjadikannya terlihat lugu, apa adanya, namun indah. . .
                                                                                                            Kepolosan itu indah. . .
Begitupun dengannya. . .
Saat senyumnya direnggut, tarian itu perlahan mulai redup. . .
Lantas tak lagi nampak. . .
Dan mungkin esok, aku sudah merindumu (lagi). . .
            Anyer
                        23 Agustus 2014

                                    Atas nama kebebasan

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar