“Metode Hisab dengan Rukyat
untuk menentukan awal bulan Ramadhan itu tidak saling bertentangan, akan tetapi
keduannya saling melengkapi.”
SIARNUSA.com –
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan,
dalam menetapkan awal bulan Ramadhan, tentunya umat Islam menggunakan dua
metode yang berbeda yaitu metode Hisab dan metode Rukyat. Baginya, antara
keduannya tidak bertentangan, akan tetapi saling melengkapi.
“Metode
Hisab dengan Rukyat untuk menentukan awal bulan Ramadhan itu tidak saling
bertentangan, akan tetapi keduannya saling melengkapi,” ungkap Lukman, Jakarta,
Jum`at (27/6).
Lukman
menerangkan, demi tercapainya titik temu dari kedua metode tersebut, pihak
kementeriannya menfasilitasi berbagai kalangan umat Islam untuk mengkaji dan
berdiskusi sebelum menetapkan awal bulan Ramadhan.
“Kami
Kementerian Agama mengadakan sarasehan untuk mencari titik temu terkait dengan
penetapan satu Ramadhan. Kita ingin antara metode hisab dan rukyat ini justru disatukan
atau terintregrasi,” ungkapnya.
Lukman
berharap, perbedaan yang ada di kalangan umat Islam tidak menimbulkan
perselisihan dan perpecahan. “Ke depan, kita berharap perbedadn-perbedaan
seperti ini dapat diminimaisir bahkan dihilangkan sama sekali,” pungkasnya.
Terkait
hal itu, Kementerian Agama menggelar sarasehan organisasi Islam dan para ahli
astronomi untuk mencari titik temu awal bulan Ramadan 1435 Hijriyah di Hotel
Millenium, Jakarta, Kamis, 26 Juni 2014.
0 komentar:
Posting Komentar