"Pada saat arena kekuasaan sulit dipisahkan dengan dunia
mewah dan glamor, Seba Baduy merupakan kritik bagi ruang politik elit. Ia
menyimpan sebuah nilai luhur tentang kearifan dan kesahajaan."
SIARNUSA.com – Koordinator Presidium Front Revolusioner Mahasiswa Banten
(Foros), Usep Mujani menilai bahwa tradisi yang melekat pada Suku Baduy
merupakan antitesa dari tradisi politik kekuasaan yang ada di tanah Banten.
"Pada saat arena
kekuasaan sulit dipisahkan dengan dunia mewah dan glamor, Seba Baduy merupakan
kritik bagi ruang politik elit. Ia menyimpan sebuah nilai luhur tentang
kearifan dan kesahajaan," ungkap Mujani kepada SIARNUSA.com di Jakarta, Sabtu (3/5).
Mujani melihat, di saat pemerintah
Banten menutup mata terhadap kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat, justeru di
sisi lain telah nampak Seba Baduy yang telah membuat pemerintah harus menerima
hasil bumi yang diolah oleh sekelompok masyarakat tradisional.
"Seharusnya para
penyelenggara pemerintah di Banten malu dengan kepatuhan dan keadaban yang
ditunjukan oleh warga Baduy, padahal apa yang mereka lakukan selama ini lebih
banyak menyengsarakan dan mengkhianati rakyat di bawah," tegas Mujani.
Mujani berharap agar
pemerintah Banten melakukan koreksi diri, dan bercermin atas perayaan Seba
Baduy, demi membawa masyarakat Banten menuju kesejahteraan.
"Ritual Seba Baduy
harus dijadikan titik balik oleh Rano Karno yang dalam waktu dekat akan menjadi
plt Gubernur untuk membangun komitmen kerakyatan bersama seluruh elemen yang
selama ini telah diabaikan oleh dinasti Atut di Banten," tambahnya.
Upacara Seba dalam
tradisi masyarakat Baduy, Banten, merupakan sebuah tradisi ritual yang
merupakan symbol dari ungkapan rasa syukur dan terimakasih serta penghormatan
kepada pimpinan birokrasi di daerah tersebut atas hasil panen yang telah ada
selama satu tahun.
Biasanya masyarakat Baduy
memberikan penghormatan kepada pemangku pemerintahan. Ritual upacara Seba Baduy
dilaksanakan pada pertengahan tahun, yaitu di bulan April atau Mei. Selain itu,
upacara Seba ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Bhatara Tunggal sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi dalam sistem kepercayaan masyarakat Baduy.
Sumber: http://siarnusa.com
0 komentar:
Posting Komentar